About Me

gambar koala

AKANKAH PERAN GURU TERGANTIKAN PEMBELAJARAN ON LINE?



Oleh: FEMILIA UTAMI DEWI
Guru SMK NEGERI 1 KLABANG BONDOWOSO

Virus Covid 19 telah memporak-porandakan tatanan dunia, termasuk bidang pendidikan. Gedung sekolah tidak lagi ramai oleh suara guru dan peserta didik yang berinteraksi belajar. Lingkungan sekolah teramat sepi, hanya ada beberapa petugas dan guru yang piket yang beraktivitas. Perbedaan mencolok sangat terlihat, dampak dari wabah pandemi ini.
Apa yang kemudian terjadi dengan proses belajar mengajar? Menurut M. Sobry Sutikno, M.Pd dalam bukunya Berjudul Strategi Belajar Mengajar; 2007, “Pembelajaran efektif, bukan membuat anda pusing, akan tetapi bagaimana tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan mudah dan menyenangkan”. Kegiatan belajar mengajar memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  • Memiliki tujuan, yaitu membentuk anak dalam suatu perkembangan tertentu
  • Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan dan didesain untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
  • Fokus materi jelas, terarah, dan terencana dengan baik
  • Adanya aktivitas anak didik merupakan syarat mutlak bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar
  • Aktor guru yang cermat dan tepat
  • Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan anak didik dalam proporsi masing-masing
  • Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran
  • Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk (Strategi Belajar Mengajar; 2007,11)
Semua ciri di atas pasti diterapkan guru dalam proses pembelajaran, pun dalam masa Work From Home. Berarti semua pembelajaran dilakukan secara daring/online. Guru di semua jenjang pendidikan dituntut untuk melakukan pembelajaran online kepada semua peserta didiknya. Pada pekan pertama pastilah terjadi kekagetan massal. Semua wajib menyesuaikan diri. Rapat online digelar oleh Kepala Dinas beserta jajarannya, juga digelar oleh semua Kepala Sekolah dan guru yang ada. Guru dan Peserta didik mulai belajar mengenal ragam pembelajaran online. Ada goggle class room, Quizizz, Edmodo, sampai yang paling sederhana memberi materi dan tugas melalui kelompok WA (Whats App).
Guru wajib melakukan laporan on line mengenai model pembelajaran yang diterapkan kepada peserta didik. Kepala Sekolah dibantu Waka Kurikulum memantau kegiatan pembelajaran secara intensif. Pengawas Sekolah dari dinas juga memantau kegiatan pembelajaran online secara online. Semua serba online.
Seiring berjalannya pembelajaran online, mulai timbul beragam masalah. Dimulai dari kehadiran peserta didik secara on line sesuai jadwal pelajaran sekolah. Beberapa sekolah yang tidak seragam kehadiran peserta didiknya. Ada kelas yang hadir penuh, tetapi tidak jarang yang hanya hadir 5 (lima) peserta didik saja. Ragam alasan peserta didik. Tidak punya pulsa atau paketan. Terlebih peserta didik di pelosok daerah, banyak yang tdak memiliki HP. Belum lagi masalah guru yang belum optimal kemampuan mengajar online dan GTT yang kekurangan dana untuk membeli paket data.
Ada tujuh peran guru yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran. Sebagai sumber belajar yang sekarang sudah bisa diperoleh dari beragam sumber, guru sebagai fasilitator, guru sebagai pengelola, guru sebagai demonstrator, guru sebagai pembimbing, guru sebagai motivator, dan guru sebagai evaluator (www.kompasiana.com). Dan walaupun pembelajaran bersifat daring, ketujuh peran tersebut mutlak diperlukan
Jika dilakukan survey dimulai dari Aceh sampai Papua, pasti akan didapat data keterlaksanaan pembelajaran online efektif di beberapa wilayah saja. Tetap saja peran guru belum bisa tergantikan dalam proses belajar mengajar secara offline. Bagaimana menertibkan kehadiran peserta didik. Bagaimana mendisiplinkan peserta didik. Bagaimana menyampaikan ilmu agar terserap dengan baik. Terutama bagi guru dan peserta didik SMK yang sangat memerlukan kegiatan pembelajaran praktek.
Proses pembelajaran daring memang banyak memberikan kemudahan kepada peserta didik. Tetapi teap peran guru tidak bisa tergantikan. Bagaimana menanamkan softskill kepada siswa seperti nilai moral (kejujuran, tanggung jawab dan disiplin) juga bagaimana menanamkan pendidikan karakter jika tanpa contoh dan keterlaksanaan dalam tindakan sehari-hari. Peran guru dalam pembelajaran tatap muka tetap belum bisa tergantikan. Sekolah sebagai tempat utama dalam menimba ilmu masih mutlak dibutuhkan.
Sebagai gantinya, peran orang tua menjadi lebih berat. Jika selama ini orang tua sangat terbantukan oleh guru dalam kegiatan di sekolah maka orang tua harus ekstra hati-hati dan sabar dalam menghadapi kegiatan belajar di rumah. Bagaimana pengawasan anak saat berselancar di dunia maya. Kita harus bersabar dan menyesuaikan diri. Agar tujuan menciptakan generasi muda bangsa yang beretika, berpendidikan, bermoral dan berkarakter tercapai
Keterpaksaan ini pasti akan segera berlalu dan selesai. Dibutuhkan semangat, kerjasama dan kesabaran yang sangat tinggi pada semua jajaran. Baik jajaran pendidikan, pemerintah, sekaligus orang tua dari peserta didik.
Hidup Guru. Hidup PGRI
Bondowoso, 19 April 2020





Posting Komentar

0 Komentar