Oleh: Emmy Juliawati, S.S
SMPN 1 JEMBER
Menjadi pelayan publik itu butuh
ketelatenan, kesabaran, ketenangan, dedikasi dan komitmen yang tinggi. Ini
mudah diteorikan tapi tidak mudah dipraktekkan.
Apalagi saat ini secara global umat manusia sedunia sedang dalam keadaan
perang bersama-sama melawan pandemi covid 19. Sejak pemerintah pusat,
pemerintah daerah, dan Mendikbud
mengimbau agar supaya semua guru dan siswa di negeri ini untuk lockdown “Bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah dari rumah”
kami selaku pendidik dituntut untuk bisa melakukan dua peran sekaligus, yakni
sebagai guru yang bekerja dari rumah dan sebagai ibu rumah tangga yang
mendampingi anaknya belajar dirumah.
APKS PGRI Jember sebagai salah satu perangkat kelengkapan organisasi PGRI,
merasa terpanggil untuk tanggap terhadap persoalan dunia pendidikan yang saat
ini sedang menjadi persoalan berat bagi perkembangan pendidikan di Jember ini.
Banyak keluhan yang dialami oleh para guru di Jember, baik itu dikawasan kota
maupun dipinggiran. Keluhan para guru yang menjadi peserta APKS pada pelatihan
yang diselenggarakan kali ini, rata-rata yaitu mereka masih banyak yang (mohon
maaf) gaptek atau belum melek IT. Ditambah
lagi adanya persoalan yang sangat berat karena para guru di lapangan ada
yang belum mempunyai laptop, smartphone, dan jaringan internet. Para peserta
APKS, yang hampir 99 % berprofesi guru begitu shock berat dengan perkembangan pemanfaatan teknogi terhadap
pembelajaran yang menggunakan e-learning.
Pada akhirnya pandemi ini betul-betul
membawa imbas positif bagi mindset para guru. Mau tidak mau, suka tidak suka
para guru dituntut untuk secara professional bisa memberikan pembelajaran
dikelas dengan memanfaatkan teknologi yang ada, yaitu kegiatan belajar mengajar
melaui dunia maya atau kelas maya. Bisa menggunakan aplikasi quipper, google
classroom, atau edmodo. Rapat dinas yang
biasanya dilaksanakan tatap muka, dengan adanya kebijakan lockdown, maka keadaan menjadi berubah 360 derajat karena WFH,
rapat menggunakan zoom meeting atau bisa juga menggunakan webex.
APKS Jember mendapat kesempatan emas dari Bapak Catur
Nurrochman Oktavian, M.Pd untuk menyelenggarakan pelatihan Daring vicon yang sedang trending di dunia sejak Pandemi covid 19
dengan mengambil tema “Mudahnya Menulis Artikel”. Bapak Catur merupakan Ketua
Departemen Penelitian dan Pengabdian Masyarakat di PB PGRI serta sebagai
Redaktur Pelaksana di Suara Guru Indonesia. Kehadiran beliau secara live,
betul-betul membuat antusias peserta untuk join (mengikuti) daring vicon ini
sampai akhirnya diselenggarakan 2 gelombang dengan durasi waktu per gelombang 1
hari daring. Apalagi di flyer yang
kita share di media sosial investasi
yang diberikan melalui tim managemen
APKS murni untuk kemanusiaan yaitu untuk membantu korban Covid 19 yang
sedang sangat membutuhkan uluran tangan.
Hari Sabtu tanggal 11 April 2020, merupakan hari bersejarah
bagi perjalanan APKS PGRI JEMBER. Tepat pukul 9.00-10.30 Daring Gelombang 1 launching live vicon. Antusias peserta yang tinggi membuat tim APKS untuk bisa melebur bersama dalam menjalankan
perannya masing-masing. Ada yang sebagai host, sebagai admin peserta, sebagai
admin room zoom, sebagai cameramen, moderator dan MC protokoler daring.
Alhamdulillah di gelombang pertama ini penyampaian presentasi narasumber
benar-benar membuka wawasan baru bagi peserta bahwa kami selaku guru untuk
semangat dalam menulis. Jadikan mental kita untuk bermental seorang penulis.
Tidak ada kata terlambat. Yang rugi itu jika kita tidak mau memulai. Kalimat
penutup yang disampaikan narasumber kepada kami yaitu jangan ada rasa takut,
jangan ada rasa malas, dan jangan ada rasa dikalahkan.
Hari kedua, Minggu, tanggal 12 April 2020, merupakan Daring
gelombang 2. Walau hari ini hari
minggu, saatnya quality time bersama keluarga tercinta tak
mengendorkan semangat kami untuk memberikan pelayanan prima kepada peserta.
Apapun alasannya, peserta itu adalah raja. Yang harus diberikan layanan
terbaik. Alhamdulillah dihari kedua ada hal yang membuat APKS Jember tertarik,
karena ada satu peserta yang join
dari luar Jawa Timur, peserta satu ini adalah guru dari SMPN 2 Cibitung,
Kab.Bekasi. Guru ini merupakan peserta yang sangat semangat. Saat sesi tanya jawab, guru ini menyampaikan
pertanyaan yang simpel yaitu bagaimana supaya guru itu tidak mati rasa atau
stop menulis. Yang perlu digaris bawahi dalam skill menulis yaitu jangan
mengandung tulisan sara atau bahkan kritikan kepada kebijakan pemerintah,
karena itu justru akan menjadi polemik bagi penulis itu sendiri. Apa yang
ditulis itu harus memberikan kebermanfaatan bagi orang banyak. Seorang penulis
yang baik harus bisa berbagi gagasan dan berbagi inspirasi.
0 Komentar