Oleh :
Yuliani Candra Setiawan, S.Pd.
Guru
SMPN 2 Tempurejo
Virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke
manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Infeksi virus ini disebut COVID-19 dan pertama kali ditemukan di
kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan
telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Hal
ini membuat beberapa negara di luar negeri menerapkan kebijakan untuk
memberlakukan lockdown dalam rangka mencegah
penyebaran virus Corona. Di Indonesia sendiri, diberlakukan kebijakan
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem
pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan
ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan
berat, seperti infeksi paru-paru (pneumonia).
Gejala infkesi virus Corona bisa muncul dalam
waktu 2–14 hari setelah terpapar virus Corona, tetapi kebanyakan penderita
COVID-19 merasakan gejala setelah 11–12 hari.
Gejala yang terjadi di minggu pertama biasanya
ringan. Berikut ini adalah gejala COVID-19 yang biasanya muncul di minggu
pertama:
- Demam ≥380 C
- Kelelahan atau lemas
- Batuk tidak berdahak
- Pegal-pegal
- Tidak nafsu makan
Sesak napas bisa saja muncul di akhir minggu pertama, tetapi umumnya sesak
napas mulai dirasakan mengganggu di minggu kedua.
Karena sama-sama disebabkan oleh virus yang
menyerang saluran pernapasan, gejala awal COVID-19 juga bisa mirip dengan flu biasa, yaitu pilek, hidung tersumbat, sakit kepala, dan sakit
tenggorokan.
Beberapa gejala awal lainnya yang mungkin
dirasakan oleh penderita COVID-19 meliputi rasa tidak nyaman di perut, mual,
dan diare, namun gejala ini tidak khas dan jarang terjadi.
Di tengah penyebaran virus corona di
Indonesia, pemerintah daerah memberlalukan penghentian aktivitas Pendidikan dan
meliburkan sekolah-sekolah selama 2 pekan , kemudian diperpanjang lagi selama 2
pekan, dan begitu seterusnya sampai wabah ini pergi dari dunia ini.
Para siswa diminta melanjutkan belajarnya di
rumah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kerumunan yang memungkinkan kontak
dengan banyak orang. Tujuannya untuk memutus mata rantai penyebaran virus
corona.
Selama 4 pekan ini, orang tua diharapkan bisa
menjadi “guru” yang mengisi kegiatan anak-anak selama di rumah. Selain itu
orang tua juga diminta untuk menemani mereka mengikuti kegiatan belajar
secara online.
Pada
saat menjelang tahun baru Masehi kita sering becanda “mau beli kalender yang
banyak tanggal merahnya...." dan
itu hampir semua orang candaannya seperti itu di grup-grup whatsApp...
Pada
waktu ada pergantian Menteri Pendidikan yaitu Pak Nadiem Makarim, beliau adalah
Pendiri Gojek, kitapun bercanda lagi “ nanti belajarnya secara online”.
Begitu
pula pada saat Raport an, kita bercanda lagi “Orang tua gak usah ke sekolah,
nanti dikirim saja pakai go send”.
Pada
saat bapak Menteri Nadiem Makarim menyampaikan tentang “Siswa Merdeka Belajar
dan Ujian Nasional di hapus”, yang mana pada waktu itu masih menjadi wacana. Para
siswapun merasakan dag dig dug dengan adanya Ujian Nasional Berbasis Komputer
(UNBK), sehingga sempat terlontar kata-kata dari para siswa seandainya UNBK
dihapus. Sekarang semua menjadi kenyataan, ternyata benar ada pepatah
mengatakan bahwa “ucapan itu adalah doa”,
sehingga ini akan menjadi pembelajaran untuk kita semua, supaya harapan atau
ucapan kita hendaklah hal-hal yang positif saja.
Dengan
begitu pandemi corona telah menjawab candaan-candaan kita bahwa akibat corona semua kalender menjadi merah, artinya bahwa selama ini kita
bercanda ingin beli kalender yang tanggalnya banyak warna merahnya terwujud
sudah. Selama ini, banyak siswa mengeluh dengan pembelajaran yang sedang
berlangsung dengan keluhan capek dengan tugas-tugas disekolah, pengen libur
panjang, dan banyak lagi keluh kesah mereka. Tidak hanya siswa, kamipun para
guru terkadang juga lelah menghadapi beban pekerjaan selama satu minggu. Akan
tetapi setelah semua itu terjadi, belajar di rumah, tugas-tugas dikerjakan
dirumah, bekerja di rumah, ibadah di rumah dan libur menjadi amat panjang,
siswapun masih mengeluh dan ingin kembali ke sekolah.
Setelah
kita menjalani libur panjang karena pandemi corona, jenuh, bosan pun terjadi
karena siswa merasa terbebani dengan harus stay @home, serta harus siap dengan
quota internet dengan ujian online.
Bagi
siswa yang berada di pinggiran, yang mana tidak semua siswa memiliki android
dan paket data internet dikarenakan status social orang tua yang berbeda-beda,
kami para guru juga mengalami kesulitan dengan pembelajaran daring/online. Pada
tahun ini sekolah kami baru pertama kali mengadakan Penilaian Akhir Tahun untuk
kelas IX melalui ujian Online. Bagi beberapa siswa yang tidak memiliki HP Android,
kita sarankan untuk pinjam HP temannya. Sekolah memberi informasi melalui grup
whatsApp di kelas masing-masing, bagi siswa yang tidak mampu membeli kuota
internet diharap untuk japri kepada bapak ibu guru, karena sekolah akan
membantu membelikan paket data internet yang diperoleh dari dana BOS Reguler,
sesuai anjuran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Bapak Nadiem Makarim yang
menegaskan bahwa Kepala Sekolah bisa mengalokasikan dana Bantuan Operasional
Sekolah (BOS) Reguler untuk pembelian pulsa, paket data, dan layanan platform
online oleh guru maupun siswa.
Hal
ini tertuang dalam penyesuaian petunjuk teknis (juknis) penggunaan BOS Reguler
di atur melalui Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud)
Nomor 19 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Permendikbud Nomor 8 Tahun 2020
tentang juknis BOS Reguler.
Selain
itu pada masa pandemi corona, dana BOS Reguler juga bisa digunakan untuk
membeli cairan disinfektan, cairan pembersih tangan, masker, dan penunjang
kebersihan lainnya.
Dengan
kebijakan tersebut di atas, kami para guru tidak kebingungan lagi mengatasi
permasalahan siswa jika tidak memiliki kuota internet. Terima kasih solusinya
bapak Menteri Nadiem Makarim. Semoga pandemi corona segera berlalu, dan kita
semua bisa beraktivitas seperti sediakala. Tetap tinggal di rumah, bekerja di
rumah, beribadah di rumah, sering cuci tangan apabila terpaksa harus keluar dan
makan makanan bergizi supaya tubuh kita tetap sehat dan terhindar dari virus
corona. Kami semua rindu kembali ke sekolah. Tetap semangat belajar dan bekerja
dari rumah.
2 Komentar
Manfaat stay at home....guru menjadi kreatif menulis ... bravo guru ..
BalasHapusTetap semangat untuk Para Guru demi Masa Depan Anak Didiknya dan Badai Corona akan segera berlalu sehingga Kehidupan akan Normal kembali.
BalasHapus